Saturday, April 14, 2012

Kasih Sayang Seorang IBU


Kasih Sayang Seorang IBU

Alkisah disebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, ia hidup berdua dengan anak satu-satunya. suaminya sudah lama meninggal karena sakit, sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk, yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam, dan banyak lagi.

Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan: "Tuhan tolong..sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi, aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati." Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya.

Suatu hari ia kembali mencuri dirumah penduduk desa, namun malang ia tertangkap kemudian ia dibawa ke hadapan Raja untuk diadili dan dijatuhi hukuman pancung. Pengumuman itu diumumkan keseluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu, ia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan, "Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya."
Dengan tertatih-tatih ia mendatangi Raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan, tetapi keputusan sudah bulat, anaknya harus menjalani hukuman.

Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah. Tak hentinya ia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan dan dalam mimpinya ia bertemu dengan Tuhan.
Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan rakyat berbondong-bondong menyaksikan hukuman tersebut. Sang Algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya.

Terbayang dimatanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya. Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang padahal sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang.
Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi ia menarik tali lonceng, tetapi suara dentangnya tidak ada.
Saat mereka semua sedang bingung, tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalir darah, darah itu berasal dari atas tempat dimana lonceng itu diikat. Dengan jantung berdebar-debar, seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik keatas menyelidiki sumber darah.

Tahukah anda apa yang terjadi?

Ternyata di dalam lonceng ditemui seorang ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah ia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng itu tidak berbunyi, dan sebagai gantinya kepalanya yang terbentur di dinding lonceng.

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata sementara si anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah hancur setelah dturunkan. Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelum  hukuman itu, si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng sambil memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya.



"Sadarkah anda.. dimanapun, kapanpun, sampai saat apapun IBU selalu menyayangi anaknya."